Monday, February 8, 2010

Teguran Berupa Hujan

Hari Senin. Bagi sebagian orang, hari Senin adalah hari yang tidak diinginkan karena rutinitas akan kembali di hari Senin. Karyawan akan kembali kerja, pelajar akan kembali ke sekolah, dan ibu rumah tangga harus lebih bersegara menyiapkan sarapan untuk keluarganya. Namun, sebagian yang lain justru menantikan hari Senin tiba karena Senin menjadi hari yang baik untuk memulai segalanya.

Hari Senin. Harusnya hari ini merupakan awalan yang baik untukku. Tapi nyatanya, aku terlalu asyik bersantai di rumah. Aku menunda-nunda keberangkatanku menuju LIPI-Cibinong. Awalnya ingin berangkat jam 9. Lalu, waktu terus bergeser hingga aku baru benar-benar siap berangkat jam 11.30. 2,5 jam telah ku lewatkan. Andai aku seorang pembalap, pastilah aku takkan berdiri di barisan para pemenang. Karena waktu sedetik sangatlah berharga bagi mereka. Celaka. Aku kembali terjebak pada masalah waktu. Bahkan peringatan dari Allah dalam ayat-ayatNya tak ku acuhkan.

"Demi Masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran." [QS Al-'Ashr]

Hujan pun turun. Tidak sampai lima menit, jalanan basah oleh derasnya air hujan. Inilah teguran Allah untukku. Aku tak dapat beranjak dari rumah. Pada akhirnya, agendaku berantakan. Aku tak bisa pergi ke Cibinong lewat pukul dua siang.

Termenung aku menunggu hujan reda. Teringat dua orang pria berbeda tetapi berujar hal yang sama, "Ayo Bergegas!" Read More..

Thursday, February 4, 2010

dia yang sangat berharga untukku

Saat aku masih terlelap, dia membangunkanku untuk shalat subuh..
Bukan agar aku mendoakannya selesai shalat, tapi dia bilang "shalat adalah kebutuhan"..
Saat aku masih bermalas-malasan di rumah, dia adalah orang paling cerewet yang menanyakan kapan aku keluar rumah..
Ia pula yg memaksaku bergegas saat aku masih asyik di kamar..
Bukan karena tidak ada yg dapat ku lakukan di rumah, tapi ia tau bahwa kepergianku adalah untuk mengejar mimpiku..
Malam hari, saat aku sampai rumah lewat pukul tujuh, dia tidak memarahiku.. Ia justru akan sangat marah bila aku menunda makan malam dan lebih memilih menonton tv..
Bahkan ia masih mengawasiku yg masih terjaga meski malam kian larut..

Aku tak pernah mendengarnya berkata "aku sayang padamu", tapi apa yang dilakukannya untukku setiap hari membuatku yakin bahwa dia sangat menyayangiku..
Allah, catatlah amalan kebaikannya..
Balaslah setiap pengorbanannya dengan keikhlasan dan kesabaran..
Karena aku menyayanginya..
Dia sangat berharga untukku..
Dialah ayahku.. Read More..