Monday, June 3, 2013

Sketsa #1 | Penghafal Quran

Sketsa 1

Kalau ditanya, di manakah tempat favorit saya? Maka, salah satu tempat favorit yang akan saya sebutkan adalah Masjid Ukhuwah Islamiyah (MUI). Ada banyak kesan yang saya dapatkan sejak pertama kali ke sana dengan seragam abu-abu. Bagi saya, MUI itu sejuk luar dalam. Selain ditanami pohon-pohon yang rindang, di sebelah selatan masjid juga terdapat danau yang membawa kedamaian. Itu baru penampakan luarnya. Yang lebih menyejukkan tentu adalah ruh kebaikan yang menyeruak hingga ke setiap sudut masjid kampus UI ini. Ada begitu banyak hikmah dan kesan yang saya petik hanya dengan melihat aktivitas yang terjadi di dalam masjid tersebut. Salah satunya tentang interaksi beberapa orang yang asyik masyuk dengan al Quran, entah itu sedang membaca Sang Kitab Suci atau menghafal dan setoran hafalan.


Sketsa 2

Lepas shalat zuhur, saya duduk di dekat pagar kayu di lantai dua, menunggu kehadiran beberapa orang kawan. Di sebelah kanan saya, terdapat dua orang perempuan, entah siapa. Kalau dulu saat masih kuliah masih bisa menegur banyak orang. Sekarang kalau bisa menyapa dan disapa saja sudah bersyukur. Kebetulan saja.

"Bisa nggak, yaa?"
"Dicoba aja. Setorannya dikit-dikit dulu juga nggak apa-apa."

Begitulah percakapan yang sayup-sayup saya dengar di antara dua orang perempuan tersebut. Saya lantas mengamati mereka. Yang satu membawa buku juz 30 yang memuat salah satu surat yang akan ia setorkan ke temannya. Lalu, setoran hafalanpun dimulai.

Sketsa 3

Waktu sudah menunjukkan pukul satu sedangkan kawan yang saya tunggu belum menampakkan ujung jilbabnya. Dua orang perempuan yang sebelumnya di samping saya sudah pergi entah kemana, berganti dengan dua perempuan yang lain yang juga entah siapa. Dan kali ini, saya bukan tak sengaja mendengar obrolan orang lain, tetapi memang sengaja mendengarnya. Oh, Yaa Allah, maafkan saya. Tapi obrolan mereka memang begitu menarik untuk disimak.

"Alhamdulillah udah selesai surat al Baqarah-nya."
"Hwaaa... hebat. Itu ngapalnya one day one ayat gitu yaa?"
"Nggak juga sih. Kan ada juga tuh satu ayat yang sampe satu halaman."
"Iya, bener.. Hmm.. al Baqarah kan kalo nggak salah 2 juz lebih yaa?"
"Iya. Ini aku juga berharap banget hafalannya terjaga. Jangan sampe habis dihafal malah hilang lagi."
"Aku sih baru hafal juz 30. Kamu juga waktu itu dari juz belakang dulu yaa?"
"Nggak. Kalo aku ngapalnya langsung dari depan. Soalnya lebih enak gitu. Beda-beda sih tiap orang. Tapi kalo al Baqarah itu menurut aku lebih gampang diapalnya karena ayat yang satu bisa jadi clue buat ayat selanjutnya. Kalo di juz 30 kan beda-beda, misal dari syam, trus ke najm.."
"Nanti bulan Ramadhan mau ah nargetin hafal al Baqarah..."

MasyaAllaah.. indahnya jika obrolan itu diisi dengan saling bertanya, "Sudah hafal berapa juz?"

Sketsa 4

Satu orang kawan saya sudah datang. Sambil menunggu yang lain lagi, saya bertemu dengan adik kelas saya di SMA dulu. Seorang adik yang membuat saya begitu bersemangat ketika berjumpa dengannya, terlebih karena sebuah status yang ia tulis di Faceboook kemarin: "setengah lagi! Setahun bisa lah..  :D"

"Cieee... yang setengah lagi," celetuk saya sambil menggenggam erat tangannya.
"Hehe... emang tau maksudnya apa, Kak?"
"Iya yah..?! Padahal nggak ditulis tentang apa. Ah, tapi aku mah yakin, ini pasti tentang hafalan kamu kan?"
"Iya sih.."
"Nah, kan... Baarakallah yaa....!"
"Hihi... Apa sih kak Ai kayaknya seneng banget?"

Aduh, gimana saya bisa kalem-kalem aja kalau berhadapan dengan seorang calon hafidzah Quran???

Sketsa 4

"Jadi, hal pertama yang harus diperhatikan terkait amalan yang kita lakukan adalah niat dan keikhlasan kita dalam menjalankannya. Misalnya ketika menghafal Quran, tujuannya apa? Karena di yaumul hisab nanti, yang akan pertama kali masuk neraka, salah satunya justru penghafal Quran. Karena ternyata ia menghafal Quran hanya agar dikenal sebagai seorang hafidz, bukan untuk mengharap keridhaan Allah."

Sketsa 5

Saya menghampiri jamaah shalat Maghrib dan bergabung sebagai makmum. Perempuan yang menjadi imam shalat saya ini begitu tartil membaca surat Ar-Rahmaan. Ah, tentu bukan karena saya hafal keseluruhan isi suratnya. Saya hanya hafal satu ayat yang diulang beberapa kali: fabiayyi 'alaa~ irabbikumaa tukadzdzibaan.

Bukan Qulhu atau Qulya, tapi ar-Rahmaan. Pasti rasanya nikmat sekali membaca surat yang tak biasa dalam shalat kita.

.
.
.

5 sketsa dengan tema yang sama dalam sehari. Maka, apalagi yang kau tunggu, Ai? Ganbatte yo!!

***
di balik 3 jendela,
2 Juni 2013 pk. 12.31 wib
#SemangatNaikLevel b^_^d #UASbulanJuni >_<"

gambar dari sini

No comments: